Pada hari Selasa tanggal 2 Mei 2023 SMP Negeri 20 Surakarta mengadakan Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Upacara di mulai pukul 07.00 bertempat dihalaman sekolah di ikuti oleh seluruh warga SMP Negeri 20 Surakarta. Hari Pendidikan Nasional tahun ini dimulai pada pukul 07.00 WIB dengan menggunakan seragam KORPRI lengkap untuk Guru dan seragam OSIS untuk siswa, mengikuti upacara di halaman sekolah.
Upacara berlangsung khidmat, bertindak sebagai pembina Upacara yaitu Sri Nuryati, dan sebagai petugas upacara yaitu para pengurus OSIS. Dalam amanatnya, Sri Nuryati membacakan sambutan Menteri Pendidikan, Kebudayaan. Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.
“Para penggerak Merdeka Belajar di seluruh Indonesia yang saya banggakan. Langkah kita hari ini sudah semakin serentak, laju kita sudah semakin cepat. Namun, kita belum sampai di garis akhir. Maka, tidak ada alasan untuk berhenti bergerak meski sejenak. Ke depan, masih akan ada angin yang kencang dan ombak yang jauh lebih besar, serta rintangan yang jauh lebih tinggi. Dan kita akan terus memegang komando, memimpin pemulihan bersama, bergerak untuk Merdeka Belajar. Selamat Hari Pendidikan Nasional.” Demikian penutup sambutan Menteri Pendidikan, Kebudayaan. Riset, dan Teknologi yang dibacakan oleh Pembina Upacara.
Terlepas dari peringatan dan tema Hari Pendidikan Nasional pada tahun ini, latar belakang diperingatinya Hari Pendidikan Nasional adalah Hari Pendidikan Nasional atau disingkat Hardiknas merupakan hari yang ditetapkan pemerintah untuk mengenang jasa Ki Hajar Dewantara, tokoh penting bagi kemajuan pendidikan Indonesia sejak masa penjajahan.
Pemerintah telah menetapkan Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Tanggal 2 Mei sendiri merupakan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara. Ketentuan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 67 Tahun 1961 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Pemerintah menetapkan peringatan Hari Pendidikan Nasional setiap 2 Mei, meski bukan hari libur.
Pria yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat itu menjadi sosok penting bagi kemajuan pendidikan Indonesia. Sebab dirinya berani mengkritik pemerintah Hindia Belanda karena hanya memberi akses pendidikan bagi keturunan Belanda dan kaum priyayi.
Padahal, menurutnya, akses pendidikan merupakan hak semua orang. Lebih dari itu, melalui pendidikan pula, Indonesia bisa menjadi bangsa yang cerdas, mandiri, dan bebas dari penjajahan. Sayangnya, kritiknya itu membuat Ki Hajar Dewantara jadi diasingkan ke Belanda bersama Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo.Sepulangnya dari Belanda, Ki Hajar Dewantara mendirikan ‘Tiga Serangkai’ bersama kedua temannya itu. Lalu, mendirikan lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Ki Hajar Dewantara kemudian membentuk tiga semboyan yang diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia sebagai berikut.
Ing Ngarso Sung Tulodo yang berarti di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik. Ing Madyo Mangun Karso yang berarti di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide. Tut Wuri Handayani yang berarti di belakang, guru harus bisa memberikan dorongan atau arahan.